Minggu, 17 April 2011

MENCARI ILMU

MENCARI ILMU

Sayyidina Ali K.W

1. Ilmu berhubungan dengan amal. Barangsiapa yang berilmu, niscaya mengamalkan ilmunya. Ilmu memanggil amal; maka jika ia menyambut panggilannya bila tidak menyambutnya, ia akan berpindah darinya.
2. Pelajarilah ilmu, niscaya kalian akan dikenal dengannya; dan amalkanlah ilmu (yang kalian pelajari) itu, niscaya kalian akan termasuk ahlinya.
3. Wahai para pembawa ilmu, apakah kalian membawanya? Sesungguhnya ilmu hanyalah bagi yang mengetahuinya, kemudian dia mengamalkannya, dan perbuatannya sesuai dengan ilmunya. Akan datang suatu masa, dimana sekelompok orang membawa ilmu, namun ilmunya tidak melampaui tulang selangkanya. Batiniah mereka berlawanan dengan lahiriah mereka. Dan perbuatan mereka berlawanan dengan ilmu mereka.
4. Orang yang beramal tanpa ilmu, seperti orang yang berjalan bukan di jalan. Maka, hal itu tidak menambah jaraknya dari jalan yang terang kecuali semakin jauh dari kebutuhannya. Dan orang yang beramal dengan ilmu, seperti orang yang berjalan di atas jalan yang terang. Maka, hendaklah seseorang memperhatikan, apakah dia berjalan, ataukah dia kembali?
5. Janganlah sekali-kali engkau tidak mengamalkan apa yang telah engkau ketahui. Sebab, setiap orang yang melihat akan ditanya tentang perbuatannya, ucapannya, dan kehendaknya.
6. Orang yang berilmu tanpa amal, seperti pemanah tanpa tali busur.




KESUCIAN DAN KEMULYAAN ILMU

1 Ilmu adalah sebaik-baik perbendaharaan dan yang paling indahnya. Ia ringan dibawa, namun besar manfaatnya. Di tengah-tengah orang banyak ia indah, sedangkan dalam kesendirian ia menghibur.
2 Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya ia hiasan bagi orang kaya dan penolong bagi orang fakir. Aku tidaklah mengatakan, “Sesung¬guhnya ia mencari dengan ilmu,” tetapi “ilmu menyeru kepada qand 'ah (kepuasan).”
3 Umur itu terlalu pendek untuk mempelajari segala hal yang baik untuk dipelajari. Akan tetapi, pelajarilah ilmu yang paling penting, kemudian yang penting, dan begitulah seterusnya secara berurutan.
4 Janganlah engkau memperlakukan secara umum orang yang telah memberimu pengetahuan, tetapi perlakukanlah dia seperti orang-¬orang yang khusus. Dan ketahuilah bahwa Allah memiliki orang-¬orang yang dititipi-Nya rahasia-rahasia tersembunyi dan melarang mereka menyebarkan rahasia-rahasia-Nya itu. Ingatlah ucapan se¬orang laki-laki yang saleh (Khidhr) kepada Musa (a.s.), Musa a.s. sebelumnya berkata kepadanya:“Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?
“Dia menjawab, “Sesungguhnya kamu sekali¬kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ?” QS 18:66-68).
5 Pelajarilah ilmu. Jika kalian tidak memperoleh keberuntungan de¬ngannya, maka dicelanya zaman bagi kalian lebih baik daripada ia dicela lantaran kalian.
6 Ilmu adalah kekuatan. Barangsiapa yang mendapatkannya, dia akan menyerang dengannya; dan barangsiapa yang tidak mendapatkan¬nya, dialah yang akan diserang olehnya.
7 Ilmu terbagi menjadi dua: yang didapatkan dengan mengikuti ( mathbu ) dan yang didapatkan dengan belajar ( masmu ), dan ilmu yang didapat dengan belajar tidak akan bermanfaat jika ia tidak dilaksanakan ( mathbu ).
8 Kecintaan terhadap ilmu termasuk kemuliaan cita-cita.
9 Seluruh wadah akan menyempit dengan apa yang diletakkan di dalamnya, kecuali wadah ilmu, karena sesungguhnya ia akan ber¬tambah luas.
10# Akal tidak akan pernah membahayakan pemiliknya selamanya, se¬dangkan ilmu tanpa akal akan membahayakan pemiliknya.
11 Jika jawaban berdesak-desakan, maka yang benar akan tersembunyi.
12 Bagian terpenting ilmu adalah kelemahlembutan, sedangkan cacat nya adalah pernyimpangan.
13 Jika engkau menghendaki ilmu dan kebaikan, maka kibaskanlah (hindarkanlah) dari tanganmu alat kebodohan dan kejahatan. Se¬bab, sesungguhnya tukang emas tidak akan memungkinkan bagi nya memulai pekerjaannya kecuali jika dia telah melemparkan alat pertanian dari tangannya.
1 Tiada kemuliaan seperti ilmu.
2 Ilmu adalah pusaka yang mulia.
3 Serendah-rendah ilmu adalah yang berhenti di lidah, dan yang paling tinggi adalah yang tampak di anggota-anggota badan.
4 Tetaplah mengingat ilmu di tengah orang-orang yang tidak menyukainya, dan mengingat kemuliaan yang terdahulu di tengah orang-orang yang tidak memiliki kemuliaan, karena hal itu termasuk di antara yang menjadikan keduanya dengki terhadapmu.
5 Jika Allah hendak merendahkan seorang hamba, maka Dia mengharamkan terhadapnya ilmu.
6 Jika mayat seseorang telah diletakkan di dalam kuburnya, maka muncullah empat api. Lalu datanglah shalat (yang biasa dikerjakannya), maka ia memadamkan satu api. Lalu datanglah puasa, maka ia memadamkan api yang satunya lagi (api kedua). Lalu datanglah sedekah, maka ia memadamkan api yang satunya lagi. Lalu datanglah ilmu, maka ia memadamkan api yang keempat seraya berkata, “Seandainya aku menjumpai api-api itu, niscaya akan aku padamkan semuanya. Oleh karena itu, bergembiralah kamu. Aku senantiasa bersamamu, dan engkau tidak akan pernah melihat kesengsaraan.”
7 Janganlah engkau membicarakan ilmu dengan orang-orang yang kurang akal karena mereka hanya akan mendustakanmu, dan tidak pula kepada orang-orang bodoh karena mereka hanya akan menyusahkanmu. Akan tetapi, bicarakanlah ilmu dengan orang yang menerimanya dengan penerimaan yang baik dan yang memahaminya.
8 Cukuplah ilmu itu sebagai kemuliaan bahwasanya ia diaku-aku oleh orang yang bukan ahlinya dan senang jika dia dinisbatkan kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar