Minggu, 17 April 2011

BAB II JENIS PEKERJAAN THDP MINAT BLJR SISWA

BAB II
JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR


A. Jenis Pekerjaan Orang Tua
1. Pengertian Pekerjaan
Kerja merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia. Menurut Fraz Von Magnis sebagaimana dikutip Anoraga, bahwa “pekerjaan adalah kegiatan yang direncanakan”. Pekerjaan merupakan sesuatu kegiatan yang memerlukan pemikiran khusus untuk melaksanakannya.
Pada dasarnya tujuan dari orang bekerja menurut Dr. May Smith adalah untuk hidup. Dengan demikian maka mereka yang menukarkan kegiatan untuk hidup, berarti bekerja.
Jadi kerja dapat dikatakan sebuah kegiatan yang direncanakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Biasanya seseorang yang melakukan kerja akan mendapatkan imbalan berupa gaji atau uang yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena tanpa bekerja manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan Allah tidak akan merubah nasib seseorang tanpa orang tersebut merubahnya sendiri, yaitu dengan cara bekerja, sesuai dengan firman Allah ;
           
Artinya : “...sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan pada diri mereka sendiri ...”
(QS. ar-Ra’d: 11)

Menurut sifatnya, Bahroin S, dan Rusli Ishaq membagi pekerjaan menjadi 2 macam, yaitu : a). Kerja Jasmani, kerja yang banyak membutuhkan tenaga fisik (tubuh), seperti tukang las, tukang batu, tukang pikul dan petugas kebersihan, b). Kerja Rohani, kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan intelektual, contohnya guru, dokter, perawat, peneliti, pilot pesawat terbang dan programer komputer.
Dalam kehidupannya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang menuntut untuk dipenuhi. Dengan bekerja atau melakukan kegiatan, manusia atau memperoleh upah atau gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani maupun rohani.
Kemampuan akal dan skill yang dimiliki manusia digunakan untuk melakukan suatu kegiatan yang bermuara pada terpenuhinya kebutuhan hidup baik secara pribadi, keluarga maupun kelompok.
Allahpun menyuruh umatnya untuk bekerja keras sesuai dengan firman-Nya ;
          
Artinya : “Katakanlah, hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui pula (az-Zumar, ayat 39)
   
Artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakan dengan sungguh-sungguh yang lain” (Q.S. al-Nasyrah: 7)
Adapun jenis-jenis pekerjaan itu amat beragam dan bermacam-macam, misalnya ada yang menjadi pegawai negeri, guru, dosen, dokter, karyawan perkebunan atau pertanian, bidan dan lain-lain. Ada juga yang bekerja di sektor swasta seperti pengusaha dan penjaga toko, selain itu ada juga yang bekerja di sekitar jasa seperti sopir, pemandu wisata dan sebagainya.
Sedangkan menurut Bahroin S, dan Rusli Ishaq mengklasifikasikan menjadi 10 jenis pekerjaan yaitu pegawai negeri, TNI dan POLRI, pegawai swasta, wiraswasta, pertanian dan perdagangan, seniman, wartawan, perikanan, pengrajinan, pemain film dan lain-lain.
Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup harus yang halal dan tidak hina karena itu lebih nikmat dirasa sesuai dengan firman Allah ;
 •     …

Artinya : “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Q.S. al-Baqarah: 275)

sabda Rosulullah SAW ;
َلاِنْ يَأْخُذُ اَحَدُكُمْ حَبْلَهُ ثُمَّ يَغْدُو اِلَى الْجَبَلِ فَيَأْتِى ِبخُزْمَةِ حَطَبٍ فَيَبِيْعُهَا فَيَكْفِي اللهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ اَعْطَوْهُ اَوْمَنَعُوْهُ ( رواه مالك )

Artinya : “Demi, jika seseorang antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, dengan bekerja itu Allah mencukupi kebutuhanmu itu lebih baik dari pada ia meminta-minta kepada orang, baik mereka memberi / tidak” (HR. Malik)

Dari penggalan ayat dan hadits di atas bahwa kita diharapkan untuk mencari nafkah yang halal dan tidak hina di mata masyarakat.
Banyaknya jenis kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh manusia menandakan bahwa bekerja merupakan suatu kegiatan dasar manusia yang merupakan masalah sentral pada kehidupan di jaman modern ini. Kerja memang sangat penting dalam arti bahwa dengan bekerja mempunyai sumber penghasilan atau pendapat guna memenuhi kebutuhan dalam kehidupan. Disamping sebagai sumber penghasilan dengan bekerja akan mendapatkan suatu identitas atau status dalam masyarakat secara keseluruhan, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat mempengaruhi kedudukan sosial dalam masyarakat. Selain itu memberi nafakah kepad keluarga itu termasuk sedekah sebagaimana sabda Rosulullah :
نَفَقَةُ الرَّجُلِ عَلَى اَهْلِهِ صَدَقَةٌ ( رواه الترمذي )
“Nafkah seseorang kepada keluarganya termasuk sedekah” (HR. Tirmizi)

2. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan yang penting terhadap perkembangan anak-anak. Misalnya, keluarga yang ekonominya cukup menyebabkan lingkungan material yang dihadapi oleh anak di dalam keluarganya lebih luas, sehingga ia mendapat kesempatan lebih luas dalam memperkembangkan bermacam-macam kecakapan.
Keluarga kelas bawah dengan banyak anak, penghasilan kecil, hidup dalam rumah yang penuh sesak biasanya anak dituntut untuk patuh dan tidak banyak inisiatif agar tidak menimbulkan banyak resiko bagi keluarga. Biasanya keluarga kelas bawah ini dalam pekerjaan berkedudukan sebagai bawahan.
Perbedaan kelas sosial juga berpengaruh terhadap perkembangan intelektual dan dorongan untuk mengejar sukses. Perbedaan itu nampak sekali dalam minat belajar disekolah.
Dengan status sosial ekonomi keluarga yang baik maka hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya akan lebih baik juga, karena orang tua tidak ditekankan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga perhatiannya dapat dicurahkan kepada anak-anaknya. Dalam hal kegiatan belajar hal ini sangat penting dalam menumbuhkan minat belajar. Karena selain perhatian yang lebih terpenuhinya kebutuhan belajar seperti alat-alat sekolah dapat terpenuhi.
3. Fungsi Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Belajar
Keluarga merupakan sebagai proses belajar yang paling dini dalam diri seorang anak. Kebutuhan kasih sayang dan pendidikan dari orang tua dan anggota keluarga yang lain dapat terpenuhi oleh keluarga. Kebutuhan semua itu dapat terpenuhi asalkan setiap anggota keluarga dapat menempatkan peran dan fungsinya masing-masing. Misalkan bapak difungsikan sebagai kepala keluarga juga sebagai pencari nafkah. Ibu berfungsi mengelola kehidupan rumah tangga serta mengasuh dan mendidik anak, anak laki-laki membantu ayah dan anak perempuan dapat membantu ibu. Anak-anak membantu orang tua sesuai dengan kemampuannya tanpa mengganggu tugas utamanya yaitu belajar.
Menurut William F. Ogburn menyebutkan fungsi keluarga secara luas sebagai berikut yaitu fungsi pelindung, fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi rekreasi, fungsi agama. Jika kelima fungsi tersebut dapat dijalankan maka kehidupan yang harmonis dapat tercipta. Terutama kelangsungan pendidikan untuk anak-anaknya dapat terpenuhi.
Karena yang bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anaknya adalah orang tua. Terutama peran seorang ibu sangat dibutuhkan dalam pembentukan kepribadian anak seperti yang disabdakan oleh Rosulullah SAW

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَْبَوَاهُ يُهَوِدَانِهِ اَوْيُمَجِسَانِهِ (رواه البخارى)

Artinya : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia nasrani atau majusi
( HR. Al Bukhori )

4. Manfaat Orang Tua Bekerja
Manusia hidup di dunia ini sudah dibekali oleh Allah SWT dengan berbagai fasilitas yang sudah tersedia. Fasilitas tersebut digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap orang yang sudah dewasa berkewajiban untuk bekerja. Dari hasil bekerja tersebut akan mendapatkan upah atau gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang tua bekerja dengan tujuan agar kebutuhan anggota keluarganya dapat tercukupi baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Dengan penghasilan orang tua yang cukup, maka kehidupan tidak akan terlantar termasuk pendidikan dan sekolah anak-anaknya. Sehingga harapan orang tua akan keberhasilan anak-anaknya dalam dunia pendidikan akan terealisasi. Sehingga kebahagiaan di dunia akan dapat tercapai sesuai dengan firman Allah ;
            


Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan negeri akherat dan janganlah kamu melupakan bahagiamu (kenikmatan) duniawi ... (QS. al-Qashash: 77)

Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia jangan sampai melupakan kebahagiaan akherat juga kebahagiaan dunia, ini bisa tercapai dengan jalan bekerja dan mendidik anak-anak.

B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat
Minat (interest) dapat diartikan suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakan perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap objek minatnya.
Rachman H.A Dkk. membagi minat (interest) pada 1.) minat spontan (spontaneous interest), yaitu minat yang tumbuh secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi dengan sengaja atau langsung dari pihak luar, dan 2) minat terpola (patterns interest), yaitu minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dan kegiatan yang berencana atau terpola terutama kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Minat juga dapat diartikan suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus yang sangat erat hubungannya dengan perasaan senang. Orang yang berminat terhadap sesuatu karena ia menyukainya atau memiliki sikap positif terhadap sesuatu tersebut.
Jadi, minat adalah hal yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Aktivitas seseorang di dorong oleh adanya minat. Seseorang yang menaruh minat terhadap sesuatu objek maka orang tersebut akan berusaha untuk mewujudkan niatnya.
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan atau pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.
Sedangkan menurut Thorndike sebagai mana dikutip Mustaqim dan Wahib, bahwa belajar adalah “usaha untuk membentuk hubungan perangsang dan reaksi.” Terjadinya belajar adalah suatu stimulus dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelumnya ia mengalami situasi ke waktu sesudah mengalami situasi tersebut.
Sedangkan Mudzakir dan Sutrisno mendefinisikan belajar pada “suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.”
Jadi menurut beberapa uraian di atas, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang mengarah ke suatu yang lebih baik atau lebih maju karena melalui proses latihan dan pengalaman secara berulang-ulang.
3. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar berarti kecenderungan yang menetap pada diri seseorang dan merasa senang pada kegiatan belajar, dilanjutkan dengan sikap positif pada kegiatan belajar. Jadi minat belajar sesuai dengan kaidah di sekolah adalah suatu rasa kesenangan yang timbul pada diri seseorang siswa untuk giat dalam belajar di sekolah.
Suatu hal yang pasti bahwa perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat belajar sehingga motivasi intrinsik juga menjadi sukar berkembang. Dalam kenyataannya tidak semua siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang tumbuh minat karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas atau dorongan orang tua. Walaupun demikian, dalam jangka waktu tertentu siswa akan mampu menumbuhkan segala daya dan upayanya untuk menguasai mata pelajaran tersebut sehingga siswa tersebut bisa memperoleh prestasi yang baik, meskipun dia tergolong siswa yang berkemampuan rata-rata. Dalam proses belajar, minat berfungsi sebagai force yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar.
Sedangkan faktor perhatian orang tua dalam keluarga, jumlah dan kualitas interaksi anak dengan orang dewasa memengaruhi perkembangan kapasitas linguistik, misalnya lingkup kosakatanya. Demikian juga minat anak itu sendiri dalam pengajaran harus dibedakan dengan minat orang tuanya dan kebetahannya berada di lingkungan sekolah. Semua itu mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung oleh kesadarannya atas tanggapan orang tua mengenai pentingnya sekolah. Bahkan mencari ilmu itu seperti jihad fisabilillah sehingga kembali ke rumah sesuai dengan sabda Rasulullah ;
مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ ( رواه الترمذي)

Artinya :“Barang siapa keluar dari rumah untuk menuntut ilmu, maka dia seperti jihad fisabilillah sehingga dia pulang (ke rumah)” (HR. Tirmizi)

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan minat belajar siswa timbul karena adanya rasa senang dilanjutkan dengan sikap positif terhadap kegiatan belajar, keinginan atau cita-cita untuk menjadi lebih baik, adanya perhatian dan motivasi dari orang tua, guru, teman dan lingkungan serta tersedianya fasilitas belajar yang memadai, kualitas dan jumlah interaksi anak dengan orang tua, tanggungjawab orang tua terhadap pendidikan anak. Harapan orang tua terhadap masa depan anaknya, tingkat keruwetan keluarga, pola komunikasi orang tua dengan anak serta kondisi ekonomi keluarga.
4. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Minat Belajar Tinggi
Perubahan yang terjadi pada diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Dalam setiap perubahan yang terjadi pada diri seseorang tidak bisa dikatakan sebagai hasil dari proses belajar. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto, yaitu : a) Perubahan terjadi secara sadar ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya, b) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional, artinya perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya, c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, artinya bahwa perubahan itu senantiasa bertumbuh dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, artinya bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap, e) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, artinya perubahan tingkah laku, artinya jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Siswa yang memiliki minat yang tinggi dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu ;
1) Keseriusan mengerjakan tugas dari guru
Seorang siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan berusaha mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh
2) Intensitas kehadiran di sekolah
Seorang siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan merasa kerasan tinggal di sekolah, ia akan merasa rugi kalau sampai tidak mengikuti pelajaran
3) Kesenangan terhadap mata pelajaran
Minat dapat mendorong rasa senang terhadap kegiatan belajar, terutama terhadap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, sehingga seseorang yang punya minat belajar tinggi akan merasa senang terhadap setiap pelajaran.

5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
a. Faktor Intern, antara lain : faktor jasmaniah, meliputi kesehatan dan kondisi fisik. Faktor psikologi, meliputi intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan
b. Faktor Ekstern, antara lain faktor keluarga, berupa cara orang tua mendidik anak, komunikasi antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
Sedangkan Dakir membagi faktor yang mempengaruhi proses belajar antara lain sebagai berikut : a). Individu yang bersangkutan yang meliputi kondisi psikologi, kondisi sosial ekonomi, b) Bimbingan guru, kecakapan dan perhatian guru dalam membimbing mempengaruhi minat belajar siswa, c) Kurikulum, d) Prasarana / sarana, e) Lingkungan, f) Tujuan.
Dari uraian di atas dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor dari dalam individu yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kemantapan, sikap, kepribadian. Faktor-faktor di luar individu seperti keluarga, kondisi ekonomi, latar belakang budaya, bahan pengajaran, guru, orang tua, lingkungan, sarana prasarana dan kurikulum.
Tetapi banyak pelajar memperkembangkan minatnya pada suatu mata pelajaran sebagai hasil pengaruh yang diterimanya dari guru, kawan-kawan sekolah, atau dari anggota-anggota keluarganya.
Peran anggota keluarga di sini sangat penting terutama perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak-anaknya di sekolah, karena dapat menjadi pendorong terhadap minat belajar siswa.

C. Hubungan Pekerjaan Orang Tua dan Minat Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar dapat dibagi menjadi 2. yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor intern berasal dari dalam individu. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu. yang termasuk ke dalam faktor intern antara lain faktor jasmaniyah yang meliputi kesehatan dan kondisi fisik, faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan persiapan. Yang termasuk faktor ekstern antara lain faktor keluarga baik orang tua, kakak, adik termasuk di dalamnya, cara orang tua mendidik anak-anaknya komunikasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana rumah dan juga latar belakang kebudayannya.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa pekerjaan orang tua berdampak pada minat belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya atau tidak waktu luang untuk anak-anaknya dan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan untuk pendidikan anak-anaknya.
1. Tersedianya waktu luang untuk anak
Seorang anak dapat mengembangkan minat belajarnya bukan saja dari lingkungan sekolah yang kondusif, tapi juga peran dan motivasi yang lebih dari anggota keluarganya, termasuk kedua orang tuanya. Perhatian yang lebih baik kedua orang tuanya sangat dibutuhkan seorang anak untuk meningkatkan minat belajar siswa. Alex Sobur memberika komentar yang berkaitan dengan hubungan orang tua terhadap anak sebagai berikut;
Adalah sangat bijaksana jika orang tua mnyediakan waktu cukup percakapan yang sifatnya pribadi. Pada kesempatan seperti ini orang tua akan mendengar atau menemukan banyak hal diluar masalah rutin....
Meluangkan waktu bersama merupakan syarat utama untuk menciptakan komunikasi antarorang tua dan anak. Sebab dengan adanya waktu bersama, barulah keintiman dan keakraban dapat diciptakan diantara anggota keluarga. Bagaimanapun tidak seorang pun dapat menjalin komunikasi dengan anak bila mereka tak pernah bertemu ataupun bercakap-cakap bersama.

Pekerjaan orang tua yang begitu padat dan menyita waktu dapat menyebabkan terputusnya komunikasi antar anggota keluarga, terutama perhatian untuk anak-anaknya akan berkurang, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan psikologi anak tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Tapi untuk pekerjaan yang memakan waktu sedikit, maka waktu untuk anak-anaknya akan lebih luas. Sehingga komunikasi dan kasih sayang untuk anak-anaknya akan terbuka lebar. Karena hubungan yang baik antara orang tua dan anak tidak hanya diukur dengan pemenuhan kebutuhan material saja, tetapi kebutuhan mental spiritual merupakan ukuran keberhasilan dalam menciptakan hubungan tersebut.
Kasih sayang dan perhatian khususnya orang tua terhadap anak-anaknya sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak terutama dalam meningkatkan minat belajar siswa.
2. Hubungan ekonomi orang tua terhadap minat belajar
Jika hasil bekerja orang tua tidak cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka akan membawa kepada situasi dan kondisi kehidupan keluarga yang memprihatinkan termasuk masalah pendidikan. Orang tuanya tidak akan sempat untuk memikirkan bagaimana belajar dan sekolah dari anak-anaknya. Bahkan kalau perlu orang tua akan mengajak anak-anaknya untuk ikut bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun belum cukup umur. Dengan demikian anak-anak juga tidak dapat serius bahkan tidak sempat memikirkan masalah sekolah.
Tapi jika hasil bekerja orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Maka seorang anak akan lebih giat dalam belajar karena kebutuhan sekolahnya dapat terpenuhi. Seperti buku-buku, tas, sepatu, baju seragam, dll. Sehingga mereka tidak merasa rendah di hadapan teman-temannya, maka untuk minat belajar akan tumbuh dengan sendirinya.
Keberhasilan anak dalam belajar merupakan isaman, dan keinginan sikap orang tua. Agar keinginan tersebut bisa terwujud sebagai orang tua harus sedini mungkin membantu, mendidik, mengarahkan anak-anaknya menurut cara dan kemampuan yang dimiliki oleh orang tua, terutama perhatian orang tua yang lebih.
Setiap anak tidak langsung memiliki minat begitu saja terhadap pelajaran. Namun melalui dorongan dan motivasi dari orang tua yang terus menerus terhadap anaknya agar berminat dalam belajar.
Hal ini dapat dilakukannya dengan menyediakan waktu luas untuk bergaul memberikan perhatian kepada anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk anak-anaknya baik kebutuhan yang bersifat jasmani maupun rohani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar